Rabu, 07 Oktober 2009

SIWA - BUDHA APAKAH BISA BERSATU???????

saya menulis judul diatas karena pernah membaca tentang topik ini kalo gak salah di majalah raditya dan sampai sekarang masih membekas

pertama tama kita mengakui bahwa sidharta adalah seorang avatar hindu yang telah diramalkan dalam kitab purana. sidharta dalam literatur hindu dipandang sebagai seoorang penganut yang nastika yaitu orang yang tidak mempercayai otoritas weda. sidharta dengan tegas menolak ajaran2 yang terdapat dalam weda dan mengatakan weda adalah buatan manusia sehingga sidharta mendirikan agamanya sendiri.

Agama hindu dibali seperti yg telah goes uraikan merupakan penyatuan dari siwa-budha. Penyatuan ini dapat dikatakan hanya penyatuan teologi semata yakni penyatuan antara nirguna dan nirvana diamana konsep keduanya memiliki satu definisi yang sama yaitu kekosongan, kehampaan dan tujuan pencapaian yang sama. padahal secara kerangka dasar budha menolak dengan jelas ajaran-ajaran veda dan veda merupakan buatan manusia.

salah satu pandangan weda dan budha bertetntangan yaitu ttg penciptaaan dunia ini. budha memandang dunia ini ada begitu saja tidak ada yang menciptakan sedangkan veda memandang dunia itu adalah ciptaan brahman. budha tidak mengakui kepribadian tuhan secara langsung menurutnya hanya ada satu guru agung yg benar yaitu budha, ini juga tidak sesuai dengan BG yang menyatakan bahwa kresna adalah kepribadian tuhan.

dengan melihat uraian diatas maka orang akan bertanya apakah siwa-budha bisa menyatu???

tapi kita tidak boleh menjustifikasi budha tanpa melihat simtom permasalahan dari masa lalu. dalam bhagawata purana dinyatakan kenapa budha turun kedunia
tatah kalau sampraverte
sammohaya sura dvisam buddho
namanjaya suthah
kikatesu bhawisyati

diawal kali yuga tuhan akan menjelma sebagai sang budha putra raja anjana di propinsi gaya hanya untuk mengelabui orang-orang atheis dan yg iri kepada tuhan

kita lihat pada waktu budha turun, kita tahu bagaimana kondisi pada waktu itu, yadnya sudah disalah artikan oleh orang yang menyamar menjadi brahmana. weda dipakai sebagai pembenaran untuk korban suci (penyembelihan binatang) yang dilakukan oleh orang yg menyamar tsb. hal ini lah yang memaksa sang budha untuk mengatakan bahwa weda tsb buatan manusia dan menganjurkan manusia pada waktu itu untuk tidak melakukan pengorbanan dengan mencecerkan darah atau dikenal dengan ajaran welas asih.

falsafah budha dan siwa tentu berbeda, budha mengajarkan beryadnya tanpa meneteskan darah sedangkan falsafah siwa dengan praktik tantra tentunya banyak melakukan pengorbanan binatang. satu hal yang kontradiksi.

seperti yang telah saya tulis diatas yang bisa disatukan adalah penyatuan teologi yakni nirguna dan nirvana. siwa menganggap siwa adalah tuhan secara nirguna tanpa bentuk dan atribut sedangkan budha mencari nirvana yang juga tanpa bentuk dan tanpa atribut apa-apa.

lalu bagiamana kita memaknai semua ini????
marilah kita melaksanakan ajaran hindu dibali tentunya dengan menggunakan konsep kedua2nya. misalkan: jika kita membuat banten pras 10 dimana ayam sebagai ulamnya maka kita janganlah memotong ayam 10. potonglah ayam 1 saja kemudian kita bagi 10. disini kita jalankan ajaran siva dan falsafah budha kita jalankan juga

1 komentar:

  1. Siwa Budha Dari Dulu adalah Satu.
    Manusia yang menolak mereka.

    Sampai hari Penghancuran Berjalan saja manusia tetap menolak.

    Hari Penghancuran udah berjalan 1350 hari
    Banyak yang terpanggil, sedikit yang terpilih...

    BalasHapus